-
Latest Post
04.08
Eric Abidal: Memeluk Islam Sebuah Hadiah dalam Hidupku
Written By Unknown on Selasa, 08 April 2014 | 04.08
DI era perjalanan kejayaan Barcelona di dunia sepak bola, ada begitu
banyak nama yang ikut mengantarkannya pada fase itu. Salah satunya
adalah Eric Abidal. Dan orang Prancis itu adalah Muslim. Selama enam
tahun Abidal di Camp Nou, tak ada yang bisa menggantikannya di sisi kiri
El Barca.
Kesuksesan Abidal merumput di lapangan hijau tak lepas dari peran
sang istri. Motivasi dan dukungan penuh dari Hayet, istrinya tersebut,
membuat peformanya luar biasa. ”Bagiku, istriku adalah sebuah permata.
Dia juga pemegang kemudi yang sangat menakjubkan. Saya beruntung
mendapat perempuan seperti dia, yang sanggup memberikan arahan dan
pendapat yang logis sebelum aku memutuskan hal krusial, termasuk dalam
memilih karier,” ungkap Abidal seperti ditulis France Football.
Abidal mengakui, kepindahannya ke Barcelona didorong oleh sang istri.
Hayet mendorongnya untuk bergabung bersama Barcelona. ”Aku ingin
suamiku tak hanya terpaku bermain di klub sepak bola Prancis. Penting
bagi kami untuk menyiapkan masa depan, terutama setelah ia pensiun
nanti. Jadi, berkenalan dengan banyak orang di mancanegara memberi
banyak keuntungan. Nantinya, kami bisa menjalin relasi bisnis ataupun
kerja sama apa yang saling menguntungkan,” papar Hayet.
Memang, besarnya peran Hayet dalam kehidupan pribadi Abidal sudah
dibuktikan sejak mereka menikah. Usai menikah, Abidal memilih memeluk
Islam setelah mendapat bimbingan intensif dari sang istri yang merupakan
asli Aljazair. ”Semua berlangsung alami. Pilihan memeluk agama Islam
bukan karena faktor istriku, tapi sebuah hadiah yang tiba-tiba saja
muncul. Itu benar-benar terjadi apa adanya. Mengalir begitu saja dan
membuatku merasa bahagia,” ungkap Abidal.
Meski dikenal sebagai seorang Muslim yang taat, Hayet juga sangat
dekat dengan dunia entertainment. Bedanya, dia sangat pandai membagi
peran dan penampilan. Ia tahu saat harus mengenakan busana sopan dan
kapan harus mengenakan gaun indah. ”Saya seperti istri pesepak bola
lain. Bedanya, saya tak suka berfoya-foya atau larut di dunia malam.
Lebih indah jalan-jalan bareng Abidal dan belanja bersama,” tutur Hayet.
Pertemuan Abidal dengan sang istri terjadi ketika ia masih remaja.
Kedua sejoli ini kemudian memutuskan untuk menikah pada Juli 2003 silam.
Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua orang putri, yakni
Meliana yang lahir pada 2004 dan Canelia lahir tahun 2006.
Lahir di Lyon, Prancis, pada 11 September 1979, Abidal berasal dari
keluarga imigran asal Afrika. Sebelumnya, Abidal merupakan seorang
pemeluk agama Katolik.
Setelah mengucap dua kalimah syahadat, ia berganti nama menjadi Eric “Bilal” Abidal.
Kepada majalah Match yang terbit di Paris, Abidal mengatakan, agama
Islam telah mendorongnya untuk bekerja keras untuk memperkuat timnya.
”Saya memeluk Islam dengan keyakinan penuh,” ujar ayah dua anak itu.
Sejak masuk Islam, Abidal berusaha menjadi Muslim yang taat.
Ia tak pernah melupakan shalat. Terlebih lagi, di markas FC
Barcelona, Camp Nou, masih ada dua pemain lainnya yang beragama Islam
ketika itu, yakni Seydou Keita dan Yaya Toure. Ketatnya jadwal
pertandingan yang harus dilakoni, membuat Abidal sedikit terkendala saat
menjalankan ibadah puasa secara penuh pada bulan Ramadhan.
Melawan penyakit jantung
Pada tahun 2011, Abidal berjuang melawan penyakit kanker. Selama
setahun ia pun menepi dari lapangan hijau. Selama sakit Abidal mengaku
tak pernah berpikir tentang kematian. Pemain asal Prancis itu baru saja
kembali dari istirahat panjang, dan mulai membela Blaugrana di lapangan
hijau. Namun, selama pengoperasian, Abidal mengatakan bahwa ia tak takut
menghadapi kematian.
“Saya tak pernah berpikir tentang kematian, karena saya tahu bahwa Allah SWT yang menentukan segalanya,”
“Saya telah merasakan bermacam penderitaan. Saya bahkan ingat ketika
di hari Minggu, rasa sakit begitu menusuk. Hingga saya berkata pada
dokter untuk membuat saya tidak sadar, kalau perlu dalam kondisi koma,”
ujar Abidal. [reverttoislam]
sumber : http://www.islampos.com/
Label:
islampos.com
03.07
Keutamaan Dzikir 'Subhaanallaah al-'Adziimi Wabihamdihi'
Written By Unknown on Sabtu, 05 April 2014 | 03.07
Oleh:
Badrul Tamam
Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Menyebut
nama Allah adalah nikmat yang besar dan karunia yang agung. Berdzikir
kepada-Nya membuat hati tenang dan jiwa tentram. Ruh juga akan hidup dan sehat
dengannya. Sehingga, dalam kehidupannya yang diwarnai suka & duka, peluang
& tantangan, seorang hamba sangat butuh kepada dzikrullah.
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam permisalan antara hati orang yang berdzikir
dan tidak berdzikir, “Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang tidak
berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Al-Bukhari dalam
Shahihnya, dari hadits Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu 'Anhu)
Dzikir
mengundang cinta Allah dan keridhaan-Nya. Dzikir juga menjadi sarana penghapus
kesalahan dan dosa. Selain itu, dzikir bisa menjadi sebab berlipatnya pahala
dan memperberat timbangan kebaikan.
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
َُُูููู
ุงَُّููู ุชَุนَุงَูู ุฃََูุง ุนِْูุฏَ ุธَِّู ุนَุจْุฏِู ุจِู ، َูุฃََูุง ู
َุนَُู ุฅِุฐَุง
ุฐََูุฑَِูู ، َูุฅِْู ุฐََูุฑَِูู ِูู َْููุณِِู ุฐََูุฑْุชُُู ِูู َْููุณِู ، َูุฅِْู
ุฐََูุฑَِูู ِูู ู
َูุฃٍ ุฐََูุฑْุชُُู ِูู ู
َูุฃٍ ุฎَْูุฑٍ ู
ُِْููู
ْ
“Allah
Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya
dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di
kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
َِููู
َุชَุงِู
ุฎََِูููุชَุงِู ุนََูู ุงِّููุณَุงِู ุซََِูููุชَุงِู ِูู ุงْูู
ِูุฒَุงِู ุญَุจِูุจَุชَุงِู ุฅَِูู
ุงูุฑَّุญْู
َِู : ุณُุจْุญَุงَู ุงَِّููู ، ูุจِุญَู
ْุฏِِู ุณُุจْุญَุงَู ุงَِّููู ุงْูุนَุธِูู
ِ
"Dua
kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan dicintai oleh
Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim."
(HR. Muttafaq 'Alaih)
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
ู
َْู
َูุงَู ุณُุจْุญَุงَู ุงَِّููู َูุจِุญَู
ْุฏِِู ِูู َْููู
ٍ ู
ِุงุฆَุฉَ ู
َุฑَّุฉٍ ุญُุทَّุชْ
ุฎَุทَุงَูุงُู َูุฅِْู َูุงَูุชْ ู
ِุซَْู ุฒَุจَุฏِ ุงْูุจَุญْุฑِ
"Siapa
yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi (Maha suci Allah dan segala
puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan segala kesalahan
(dosa)-Nya walaupun sebanyak buih dilaut." (Muttafaq 'alaih)
Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam menjelaskan
tentang fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih)
dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya
mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh
dosa dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan.
Hal ini adalah merupakan keutamaan yang mulia dan pemberian yang
melimpah."
Beliau
melanjutkan, "Para ulama menyempitkan makna dari dosa-dosa yang akan
diampuni dengan zikir ini, yaitu dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar,
tidak ada yang dapat menghapusnya kecuali taubat nasuha. Tetapi Imam al-Nawawi
berkata: apabila seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan
zikir tersebut dapat meringankan dosa-dosa besar yang telah ia lakukan."
.
. . Dzikir mengundang cinta Allah dan keridhaan-Nya. Dzikir juga menjadi sarana
penghapus kesalahan dan dosa. . .
Keutamaan
Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi
Di
antara kalimat dzikir yang disyariatkan memiliki keutamaan khusus, ditanamkan
satu pohon kurma di surga untuk pembacanya. Kalimat dzikir tersebut adalah:
Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi.
Dari
Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
beliau bersabda:
ู
َْู
َูุงَู ุณُุจْุญَุงَู ุงِููู ุงْูุนَุธِْูู
ِ َูุจِุญَู
ْุฏِِู ุบُุฑِุณَุชْ َُูู َูุฎَْูุฉٌ ِูู
ุงْูุฌََّูุฉِ
"Siapa
yang membaca Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi, maka akan ditanamkan
untuknya satu pohon kurma di surga." (HR. Al-TirmiDzi; beliau berkata:
hadits hasan shahih gharib. Dishahihkan juga oleh Ibnu Hibban dena al-Hakim
dengan disepakati imam Al-Dzahabi)
Kalimat
pendek dan ringan diucapkan lisan. Namun bisa menghasilkan sesuatu yang sangat
istimewa di kehidupan akhirat kita. Dari satu kalimatnya ditanamkan satu pohon
kurma di surga. Bagi perindu surga tidak boleh meremehkannya. Setiap kebaikan
yang mampu dan berkesempatan mengamalkannya agar ia kerjakan, walaupun dalam
bentuk kebaikan yang sangat kecil dan ringan. Karena terkadang, seseorang
dirahmati dan dimasukkan surga karena sebab amal-amal ringannya. “Surga lebih
dekat kepada salah seorang kalian daripada tali sandalnya,” bunyi hadits
riwayat al-Bukhari. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/03/28/29676/keutamaan-dzikir-subhaanallaah-aladziimi-wabihamdihi/#sthash.pjvZTRHS.dpuf
sumber : http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/03/28/29676/keutamaan-dzikir-subhaanallaah-aladziimi-wabihamdihi/#sthash.pjvZTRHS.dpbs
Label:
doa dan dzikir
,
voa-islam.com
03.02
Memata-matai Rasulullah, Khalid bin Walid Masuk Islam (2-Habis)
KHALID berangkat seorang diri dengan menunggang kuda dan menggunakan
baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian namun
wajahnya ditutupi topeng. Di tengah perjalanan, Khalid bertemu dengan
Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani.
Dengan diam-diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di
sampaikan oleh Bilal yang membacakan surat Al-Hujarat (Qs 49:13) yang
artinya, “Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku
supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang paling
bertaqwa karena sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha Mengenal.”
Khalid terperangah. Ia berpikir bagaimana mungkin Bilal yang
diketahui sebagai budak hitam dan buta huruf bisa berbicara seindah dan
sehebat itu? Tentu itu benar perkataan dan Firman Allah.
Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin Walid diketahui Ali bin Abi
Thalib. Dengan lantang Ali berkata, “Hai penunggang kuda, bukalah
topengmu agar aku bisa mengenalimu. Bila niatmu baik, aku akan layani
dengan baik pula, dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan
buruk.”
Setelah itu dibukalah topeng. Tampaklah wajah Khalid bin Walid,
seorang panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya di perang Uhud.
Dengan tatapan mata yang penuh karismatik, Khalid berkata, “Aku kemari
punya niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku masuk
Islam.”
Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri-seri, “Tunggulah
kau di sini, Khalid. Saya akan sampaikan berita gembira ini kepada
Rasulullah SAW,” kata Ali bi Abi thalib.
Bergegas Ali menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan maksud
kedatangan Khalid bin Walid, sang panglima perang. Mendengar berita yang
disampaikan Ali, wajah Rasulullah SAW berseri-seri lalu mengambil
sorban hijau miliknya, lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda
penghormatan kepada Khalid bin Walid yang akan datang menemuinya.
Lalu Rasulullah SAW menyuruh Ali menjemput Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang, Rasulullah langsung memeluknya.
”Ya Rasulullah, islam saya” kata Khalid bin Walid. Lalu Rasulullah
SAW mengajarkan kalimat syahadat kepada Khalid, maka Khalid bin Walid
telah memeluk agama Islam.
Begitu selesai membaca syahadat, Khalid bin Walid menanggalkan
mahkotanya, yang bertahtahkan intan diserahkan kepada Rasulullah, begitu
pula dengan bajunya yang berkancingkan emas diserahkan juga kepada
Rasulullah SAW.
Namun begitu, ketika Khalid bin Walid akan mencopot pedangnya dan
menyerahkannya kepada Rasulullah, Rasul melarangnya ”Jangan kaulepaskan
pedang itu, Khalid, karena dengan pedang itu nanti engkau akan berjuang
membela agama Allah bersamaku,” kata Rasul. Dan Nabi memberi gelar
pedang tersebut dengan nama “Syaifullah” yang artinya “pedang Allah yang
terhunus.”
Setelah bergabungnya Khalid bin Walid dalam Islam, bertambah kuatlah
pasukan Muslim hingga bisa menaklukan kota Mekkah dan pasukan Kafir
Quraiys secara drastis melemah bagaikan ayam kehilangan induknya.
[SUmber: sachrony]
HABIS.
sumber : http://www.islampos.com/memata-matai-rasulullah-khalid-bin-walid-masuk-islam-2-habis-103152/
Label:
islampos.com
,
sejarah islam
03.02
Memata-matai Rasulullah, Khalid bin Walid Masuk Islam (1)
DAHULU sebelum masuk Islam Nama Khalid bin Walid sangat termashur
sebagai panglima Tentara Kaum Kafir Quraisy yang tak terkalahkan. Baju
kebesarannya berkancingkan emas dan mahkota dikepalanya bertahtahkan
berlian. Begitu gagah dan perkasanya Khalid, baik di Medan perang maupun
ahli dalam menyusun strategi perang.
Pada waktu Perang Uhud melawan tentara Muslimin pimpinan Rasululloh
SAW banyak syuhada yang syahid terbunuh di tangan Khalid bin Walid.
Dengan dengan suara lantang di atas perbukitan, Khalid bin Walid
berkata, “Hai Muhammad, kami sudah menang, kamu telah kalah dalam
peperangan ini… Lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik
tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda.”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, aku yang menang dan engkau yang
kalah, Khalid … Mereka yang gugur adalah syahid. Sebenarnya mereka tidak
mati, wahai Khalid, mereka hidup di sisi Allah SWT penuh dengan
kemuliaan dan kenikmatan. Mereka telah berhasil pindah alam dari dunia
menuju akhirat menuju surga Allah karena membela Agama Allah, gugur
sebagai syuhada.
“Akan tetapi,” ujar Rasulullah lagi, “Matinya tentaramu, matinya sebagai kafir dan dimasukkan ke neraka Jahannam.”
Mendengar itu, Khalid memerintahkan pasukannya untuk kembali. Sejak
itu Khalid termenung dan ia terngiang selalu akan kata-kata Nabi
Muhammad SAW dan penasaran akan sosok Muhammad SAW . Maka Khalid
mengutus mata-mata untuk memantau dan mengamati aktivitas Muhammad SAW
setelah perang Uhud tersebut.
Setelah cukup lama memata-matai Rasulullah, akhirnya utusan Khalid
bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut. Kata utusan tersebut,
“Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan Muhammad kepada para
pasukannya. Muhammad mengatakan, ‘Aku heran kepada seorang panglima;
Khalid bin Walid gagah perkasa dan cerdas, tapi kenapa dia tidak paham
dengan agama Allah yang aku bawa. Sekiranya Khalid bin Walid tahu dan
paham dengan agama yang aku bawa, dia akan berjuang bersamaku. Khalid
akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku’.”
Kata kata tersebut disampaikan mata-mata Khalid bin Walid di Mekkah kepada panglimanya.
Mendengar laporan mata-mata tersebut, Khalid bin Walid semakin risau
hingga akhirnya Khalid memutuskan untuk bertemu Muhammad dengan menyamar
dan menggunakan topeng menutup wajahnya hingga tidak dikenali oleh
siapapa pun.
BERSAMBUNG
sumber : http://www.islampos.com/memata-matai-rasulullah-khalid-bin-walid-masuk-islam-1-102221/
Label:
islampos.com
,
sejarah islam
02.53
Bangsa Indonesia Terlalu Sering Ditipu Media Massa
Oleh: AM. Waskito, Penulis Invasi Media Melanda Kehidupan Umat
APA yang kita saksikan sekarang ini berupa Euforia Jokowi bukanlah kejadian pertama dalam kehidupan bangsa kita. Kita sudah sangat sering mengalami gegap-gempita pemberitaan semacam itu. Hasilnya, kita ditipu, ditipu, dan kembali ditipu. Para penipu girang karena mendapat uang, bonus, honor, insentif, dan seterusnya. Sedang sebagian besar rakyat menderita akibat semua penipuan itu.
Pangkal masalahnya ialah karena bangsa kita mudah lupa, gampang ditipu, dan manut saja mengikuti apapun yang diberitakan media. Mereka tidak memiliki nalar kritis, sikap mandiri, atau kedaulatan sikap sebagai manusia merdeka. Para ahli sering mengatakan keadaan ini dengan ungkapan, the short memory lost. Bangsa kita begitu mudah lupa terhadap kejadian-kejadian yang belum lama terjadi.
Kondisi ini lalu dimanfaatkan oleh kaum Virus Bangsa untuk mengelabui rakyat ini, membodoh-bodohkan mereka, menipu, menindas, dan mengeksploitasi sedalam-dalamnya. Para virus bangsa itu adalah: media-media massa, para pengamat politik, para politisi, para akademisi bayaran, lembaga surve order minded, dan sejenisnya. Mereka ini disebut virus bangsa karena memang tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali atas nasib ratusan juta anak bangsa yang menderita akibat semua kelakuan mereka. “Selagi Gue bisa happy-happy, bodo amat dengan rakyat. Emang mereka mikiran Gue?” Begitulah ungkapan tidak tahu malu yang sering menjadi motto kehidupan mereka.
Sampai batas tertentu, para penipu atau virus bangsa itu sampai meyakini hal-hal semacam ini:
“Zaman sekarang yang penting duit, duit, duit Bos. Sudahlah gak usah munafik. Kamu suka duit juga kan. Kalo punya duit kamu bisa main cewek, bisa makan di restoran mahal, bisa pelesir ke luar negeri, bisa belanja barang-barang branded. Kamu juga nanti dipuja-puja keluarga besarmu, disebut orang sukses. Kamu dielu-elukan almamatermu, didaulat memberi orasi ilmiah, diminta mengisi pengajian tentang hikmah Maulid Nabi. Kamu terhormat, mobil minimal Camry, punya kans jadi politisi Senayan, punya banyak fans, porto folio diterima baik oleh bank, dan sebagainya. Maka itu, sudahlah, tidak usah munafik. Dalam hidup ini jangan alim banget. Jangan saleh banget. Kalau mau sukses, kamu harus berani kejam. Kamu harus berani memakai manajemen mafia. Rakyat itu bodo-bodo, sampah, tak berguna. Jalan termudah jadi orang keren, hebat, happy-happy adalah menjual nasib rakyat dan bangsa. Persetan dengan cinta tanah air. Persetan dengan agama. Persetan dengan dosa-neraka. Aku tak peduli. Yang penting happy, happy, happy forever forever.”
Orang-orang begini inilah yang telah sekian lama membuat bangsa ini menderita, susah hidupnya, melarat terus, kezhaliman merata, korupsi menggurita. Ya karena kaum virus bangsa ini sangat banyak, ada di mana-mana. Mereka hidup sehari-hari seperti binatang. Tidak ada nikmat ruhani sedikit pun dalam jiwanya. Semakin bertambah syahwat yang mereka reguk, semakin menderita jiwanya. Mereka telah melupakan Allah, lalu Allah pun membuat mereka lupa pada dirinya sendiri. Na’dzubillah wa na’udzubillah min dzalik.
Apakah Anda pernah menyangka, merasa, atau menduga, bahwa kehidupan ini sepenuhnya berada dalam kendali manusia-manusia moral rendah sejenis itu? Apakah mereka berkuasa atas alam kehidupan ini? Apakah mereka bisa menunda kematian atau memperlama kehidupan? Tidak sama sekali. Mereka hanyalah obyek kehidupan. Segala hal tetap dan pasti di Tangan Allah Ta’ala.
Manusia-manusia durjana itu bisa senang-senang, tertawa ngakak, dan terus menipu manusia, karena belum habis jatah nikmat bagi mereka. Pintu-pintu hedonisme terus terbuka sampai habis jatahnya. Kalau sudah habis…hendak bersembunyi ke mana pun mereka akan dikejar oleh tentara-tentara Allah (para Malaikat-Nya). Itu hanya menanti waktu saja.
Oh ya, mari kembali ke topik semula, rentetan panjang penipuan publik yang biasa dilakukan kaum virus bangsa: media massa sekuler, pengamat politik, politisi busuk, akademisi bayaran, surve abal-abal, dan sejenisnya. Di sini kami ingin kembali ingatkan fakta-fakta sejarah yang sudah banyak dilupakan bangsa ini. Intinya, gegap gempita pencitraan Jokowi saat ini, ia bukan pertama kali terjadi. Itu sudah sering dan sering terjadi.
Mari kita buka fakta sejarah satu demi satu.
[1]. Tahun 1997 Soeharto menghadapi Krismon. Dia ingin menempuh solusi Krismon secara mandiri. Tapi media-media massa dan para pengamat ekonomi terus berkoar-koar: “Minta bantuan IMF! Minta bantuan IMF! Ini sangat darurat. Tidak ada jalan lain, minta bantuan IMF!” Begitulah teriakan media-media dan para pengamat. Akhirnya Soeharto menyerah. Dia tak sanggup hadapi tekanan opini media. Soeharto pun minta bantuan IMF sehingga ditanda-tangani LoI. Setelah LoI disepakati, ekonomi Indonesia ancur-ancuran, sampe sekarang. Direktur IMF sendiri dengan bangga mengklaim, bahwa dirinyalah yang telah menghancurkan Soeharto.
[2]. Tahun 1998 terjadi demonstrasi massal di seluruh Indonesia. Penggeraknya para mahasiswa kampus. Para demonstran didukung penuh oleh semua media, politisi, pengamat. Mereka serukan: “Soeharto mundur! Soeharto mundur! Gantung Soeharto!” Puncaknya pada Mei 1998 terjadi kerusuhan besar di Jakarta. Akhirnya Soeharto pun menyerah, dia mundur. Sejak Soeharto mundur, masuklah bangsa Indonesia ke era Reformasi. Faktanya, sejak masuk zaman Reformasi, kehidupan rakyat Indonesia tidak lebih baik.
Sedikit komparasi data, biar anak-anak muda zaman sekarang tahu. Waktu itu harga beras termahal sekitar Rp. 1000/kg. Sekarang harga beras standar Rp. 10.000/kg. Harga bensin di era Soeharto sekitar Rp. 700,- per liter, sekarang hampir Rp. 7000,- per liter. Di era Soeharto listrik murah, biaya sekolah murah, buku paket diberikan/dipinjami oleh negara, biaya obat/klinik juga murah, mencari pekerjaan mudah, jenjang karier PNS/TNI/Polri jelas dan stabil. Jauh sekali dengan kondisi saat ini. Di era Reformasi, rakyat berpolitik secara bebas, tapi kehidupan sosial kaliren (sengsara).
[3]. Tahun 1999 Presiden BJ. Habibie mau ikut pencalonan sebagai presiden. Beliau baru memimpin menggantikan Soeharto sekitar 1,5 tahun. Melihat kenyataan itu media-media, pengamat, politisi, sepakat mengeroyok Habibie. “Jangan Habibie. Dia koruptor. Dia anak emas Soeharto. Pokoknya jangan Habibie.” Banyak sekali seruan untuk menghadang Habibie. Padahal dia terbukti berhasil mengendalikan kondisi bangsa setelah diamuk Krisis Moneter. Alhasil Habibie tak bisa menjadi presiden lagi karena dibarikade oleh kaum virus bangsa. Yang terpilih justru Gusdur. Namanya Gusdur, sudah lumpuh, buta, kontroversial, tak punya pengalaman memimpin negara. Akibatnya negara morat-marit gak karuan. Nyaris negara ini hancur kalau Gusdur lebih lama memimpin. Padahal media-media massa, pengamat, politisi, akademisi, dan sejenisnya itulah yang sebelumnya mengelu-elukan citra Gusdur. Terbukti, dia tak bisa apa-apa. Habibie yang berkualitas ditolak, Gusdur yang gak bisa apa-apa didaulat menjadi pemimpin.
[4]. Kondisi yang mengitari Jokowi saat ini mirip sekali seperti kondisi menjelang Pilpres 2004. Waktu itu media-media massa, pengamat, politisi, akedemisi kacung sepakat mengelu-elukan SBY. “SBY harapan baru indonesia. Orang ini hebat. Santun, tegas, cerdas. Kasihan dia dizhalimi Megawati. Indonesia akan maju di tangan SBY. I love U full.” Begitulah segala puja dan puji mendukung SBY. MetroTV termasuk yang amat “I love U full” ke SBY. Ini semua terjadi karena SBY sudah direstui oleh jaringan pengusaha China asal Medan-Jakarta-Surabaya. Apa akibatnya setelah SBY jadi Presiden? Luar biasa, baru saja memimpin Indonesia “diberi hadiah” Tsunami terbesar sedunia. Dan rentetan bencana seolah tak ada habisnya di tangan orang ini. Tahun 2005 SBY naikkan BBM lebih dari 100 persen. Rakyat semua megap-megap.
[5]. Tahun 2009 SBY mencalonkan lagi. Sebenarnya potensi SBY kalah sangat besar, karena kepemimpinan dia selama 2004-2009 sangat menyengsarakan. Tapi SBY cerdik, dia pandai memanfaatkan media dan lembaga-lembaga surve untuk memenangkan citra. LSI, Saiful Mujani, Deny JA. termasuk yang sangat agressif mendukung SBY. Media-media TV juga terus mengelu-elukan SBY. SBY juga memainkan instrumen BLT untuk merebut simpati rakyat. Dan dia juga masuk ke sistem kalkulasi online KPU. Sistem software KPU inilah yang sangat mengancam proses pemilu secara jujur. Setelah SBY jadi presiden lagi, penderitaan rakyat semakin panjang dan lama. Selain itu banyak terkuak kasus-kasus korupsi yang melibatkan elit-elit Demokrat.
[6]. Ada kejadian sangat aneh sekitar tahun 2008-2009, yaitu Mega Skandal Bank Century. Ketika itu SBY, jajaran menterinya, Boediono, para pengamat ekonomi UI, dan media-media partner secara intensif menipu publik: “Kalau Bank Century tidak diberi bailout, nanti akan menyebabkan dampak sistemik. Waktu itu sedang terjadi Krisis Global.” Padahal nilai aset Bank Century tidak ngaruh dalam industri perbankan nasional. Kalau pun bailout itu dibenarkan, mengapa dana talangan yang semula disepakati sekitar 600 miliar membengkak sepuluh kali lipat menjadi 6,7 triliun? Bahkan pencairan yang triliunan rupiah itu dilakukan di hari Sabtu dan Minggu, tanpa melapor Wapres (Jusuf Kall)? Tetapi SBY dan media-media partner terus berkilah “dampak sistemik”. Ya begitulah, rakyat terus ditipu, ditipu, dan ditipu lagi.
[7]. Media-media massa, pengamat, akademisi, politisi, juga berperanb sangat kuat dalam menggulirkan opini seputar Bibit-Chandra (dua ketua KPK). Waktu itu keduanya sedang berhadapan dengan Susno Duadji. Media mengangkat isu “Cicak Vs Buaya”. Semua media waktu itu sepakat berdiri di belakang Bibit Samad dan Chandra Hamzah. Keduanya menyebut istilah “kriminalisasi KPK”. Alhasil kedua pimpinan KPK mendapat dipensasi hukum. Mereka tidak diadili atas tuduhan apapun. Padahal menurut Muhammad Nazaruddin, Chandra Hamzah pernah datang ke rumahnya, lalu menerima titipan uang. Terbukti kemudian pengakuan Nazaruddin sering terbukti di persidangan. Media-media massa dan pengamat begitu bernafsu membela Bibit-Chandra, sampai mereka lupa bahwa SBY sudah melakukan campur tangan hukum dengan membentuk tim pencari fakta. Itu pelanggaran tatanan kenegaraan.
[8]. Ingatlah saat pergantian Ketua PSSI, Nurdin Halid. Kami tak butuh apapun dari masalah sepak bola ini. Hanya ingin mengingatkan betapa bodohnya bangsa ini ketika ditipu media terus-menerus. Waktu itu media massa terus-menerus mendesak agar Nurdin mundur, diganti orang lain. Katanya, “Kalau Nurdin mundur, beres semua masalah PSSI.” Aksi-aksi suporter bola terjadi dimana-mana. Mereka menuntut Nurdin Halid mundur. Begitu hebohnya sampai sebagian bonek asal Surabaya sengaja membuat kemah di Senayan, di depan sekretariat PSSI. Lalu apa yang terjadi setelah Nurdin mundur? Apakah PSSI semakin solid? Apakah urusan sepak bola Indonesia semakin hebat? Ya semua sudah tahu, pengurus PSSI malah pecah dan saling menghujat. Kompetisi PSSI terbelah dua, LSI dan LPI. Konflik semakin tajam. Nasib PSSI tambah runyam. Sampai saat ini, akibat konflik itu masih ada.
[9]. Terkait perkembangan dakwah Islam. Media-media massa, para pengamat, politisi, akademisi, pejabat, dan seterusnya sepakat mengelu-elukan dai kondang, Aa Gym. Semua TV punya siaran terkait Aa Gym. Kalau bulan Ramadhan tiba, Aa Gym menjadi “raja media”. Aa Gym disukai karena: tak pernah bilang “orang kafir”, tak pernah bilang “orang sesat”, tak pernah bilang “Syariat Islam”, tak pernah menyinggug perasaan penganut agama lain, dan seterusnya. Tetapi ketika Aa Gym ketahuan melakukan poligami, seketika itu dia dihujat, dihajar habis, dikuyo-kuyo sampai tandas, dizhalimi sedalam-dalamnya. Alhasil Aa Gym merasa “sakit hati” dan tidak seramah dulu ke media-media massa. Masyarakat sebagai pengagum Aa Gym pun tinggal mengikuti saja. Apapun yang dikatakan media massa, mereka amini. Media bilang A, ya diikuti A; media bilang merah, diikuti merah; media bilang ‘kacau’, rakyat pun ikut berseru ‘kacau’. Kok gak meras malu ya…
[10]. Tahun 2012 Jokowi-Ahok jadi kandidat Gubernur DKI. Media-media, pengamat, politisi, juga ramai-ramai dukung keduanya agar jadi gubernur DKI. Semua sepakat Jokowi-Ahok harus gusur “kumisnya” Foke. Hanya beberapa lama setelah terpilih jadi gubernur, Jokowi keteteran. Ahok kerjaannya marah-marah mulu, seperti orang stress. Dan lebih parah lagi, Jokowi akhirnya lebih banyak bekerja untuk PERSIAPAN JADI PRESIDEN, bukan bekerja membereskan masalah DKI Jakarta. Lha, orang ini katanya jujur, amanah, rendah hati, tidak neko-neko; tapi justru kemaruk jabatan. Satu belum kelar, sudah nafsu ingin jabatan lain. Kata orang Sunda, ngurauk ku siku. Mau merengkuh apa saja dengan sikunya, karena saking rakus.
Sampai di sini kita jadi paham, bahwa memang rakyat kita begitu mudah dibodoh-bodohi. Sedangkan kaum cerdik-cendekia, para ilmuwan dan terpelajar, sibuk menyelamatkan urusan ekonomi masing-masing. Mereka tak berani turun ke landasan untuk mencerahi masyarakat. Untuk menyalakan suluh kebenaran. Mereka bersembunyi di balik segala kemapanan dan keenakan hidup yang sudah dinikmati.
Media-media massa, pengamat, politisi, akademisi bayaran, dan seterusnya mereka terus-menerus berdzikir dengan kata-kata: “Demi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.” Tapi kelakuan mereka busuk. Moral mereka lacur. Mereka gadaikan kehidupan rakyat dan bangsa, demi memenuhi syahwat hedonismenya. Kaum virus bangsa itu tak henti-hentinya menipu, menipu, menipu, dan menipu rakyat yang kebanyakan pelupa dan tidak kritis.
Ya Allah ya Rabbi, sampai kapan negeri ini terus dikuasai para penipu, penjilat, dan pengkhianat? Ya Allah haturkan ke tengah kami belas kasihan atas nasib berjuta saudara-saudara kami. Mereka manusia, mereka berharga, mereka punya kehidupan. Ya Allah ya Rabbi, selamatkan kami dan bangsa ini dari segala tipu daya para setan berwujud manusia. Ya Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa adzaban naar. Amin Allahumma amin.
Salam hormat, kasih sayang, dan peduli bagi sesama anak bangsa yang lemah, tercecer, dan menderita. Haraplah kepada Allah Rabbul ‘alamiiin, ada masa depan baik menantimu, Saudaraku.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.
sumber : http://www.islampos.com/bangsa-indonesia-terlalu-sering-ditipu-media-massa-104764/
Label:
islampos.com
16.11
12 Persamaan Syi’ah dengan Yahudi
Written By Unknown on Selasa, 19 November 2013 | 16.11
Oleh: Muhammad Faisal, S.Pd, M.MPd (Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat)
1. YAHUDI telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syiah, mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh sahabat menghapus sepuluh ribu ayat lebih.
2. Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina (QS. Maryam: 28), Syiah melakukan hal yang sama terhadap istri Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, ‘Aisyah —radhiallohu ‘anha— sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syiah) dalam Tafsir Al-Qummi (II/34).
3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja.” (QS. Al-Baqarah: 80). Syiah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syiah,” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci Fashl Kitab (hal.157).
4. Yahudi meyakini, Allah mengetahui sesuatu setelah terjadinya sesuatu itu padahal Allah tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syiah. Orang-orang Syiah menyebutnya sebagai akidah al bada’. Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Allah sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi Alloh.” (Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Alloh yang telah berfirman, “Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Alloh.” (QS. An-Naml: 65)
Sementara di sisi lain, mereka berkeyakinan bahwa para imam mereka mengetahui segala ilmu pengetahuan dan tak ada sedikit pun yang samar baginya. Al Kulaini, seorang ulama paling terpercaya di kalangan Syiah berkata di dalam bukunya, “Bab bahwa para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.” (Al Kafi: 1/261).
5. Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud.” Syiah berkata, ”Tidak layak Imamah itu melainkan pada Ali dan keturunannya.”
6. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syiah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah/Sunni.
7. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Alloh mengutus Dajjal. Syiah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang.”
8. Orang-orang Yahudi memberikan kepemimpinan kepada anak keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan keturunan Nabi Musa ‘alahis salam. Demikian pula orang-orang Syiah, mereka memberikan kepemimpinan kepada keturunan Al Husein radhiyallohu ‘anhu, bukan Al Hasan radhiyallohu ‘anhu.
Dalam riwayat orang-orang Syiah disebutkan, dari Hisyam bin Salim, dia berkata, “Aku berkata kepada Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad —‘alaihimas salam, manakah yang lebih utama Al Hasan atau Al Husein?” Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama dari Husein.” Aku berkata, “Lalu bagaimana bisa imamah setelah Al Husein ditampuk keturunan Al Husein, bukan keturunan Al Hasan?” Maka Ja’far berkata, “Sesungguhnya Alloh —Tabaraka wa Ta’ala— menyukai jika sunnah Musa dan Harun berlaku kepada Al Hasan dan Al Husein —‘alaihimas salam. Apakah engkau tidak melihat bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya adalah nabi? Demikian pula Al Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam. Tapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan nubuwwah bagi keturunan Harun, bukan Musa, walaupun Musa lebih afdhal dari Harun —‘alaihimas salam.”
9. Syiah Imamiyah menetapkan 12 imam mereka untuk menyerupai jumlah pemimpin dari kalangan Bani Israil, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Maidah: 12.
10. Orang-orang Yahudi membenci Jibril. Mereka mengatakan bahwa Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat. Adapun Syiah berkata, Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu kepada Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam. Mereka juga berkata, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam, padahal sepantasnya dan yang lebih berhak adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallohu ‘anhu.”
Inilah Syiah, bagaimana bisa mereka menuduh Jibril ‘alaihis salam berkhianat, padahal Alloh Azza wa Jalla telah menyifatinya dengan al amin (yang dapat dipercaya) dalam firman-Nya, “Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (QS. As-Syu’ara: 193)
11. Yahudi sangat keras memusuhi kaum Muslimin, firman Alloh Azza wa Jalla, artinya: “Pasti kamu akan dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah: 82)
Demikian pula dengan orang-orang Syiah, sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan menganggap mereka sebagai najis.
12. Yahudi dan Syiah, keduanya tidak bersifat adil dalam memberikan kecintaan dan kebencian. Di satu sisi, Yahudi bersifat ghuluw terhadap sebagian nabi dan orang-orang shaleh mereka. Mereka menempatkannya sebagai sembahan yang diagungkan. Seperti perkataan mereka yang dikutip dalam al Qur’an, “’Uzair anak Alloh.” (Qs. At-Taubah: 30)
Namun di sisi lain, mereka mencela sebagian nabi dan menuduh mereka sebagai penjahat. Demikian pula dengan Syiah, Anda dapat melihat mereka berlebih-lebihan mengagungkan Ali radhiyallohu ‘anhu dan sebagian keturunan beliau, bahkan menempatkan mereka sebagai sembahan dan berkeyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla bersatu dalam dzat mereka.
Namun di sisi lain, mereka mencela sahabat dan kaum Muslimin. Menuduh mereka munafik dan kafir.
Meski banyak memiliki persamaan, Yahudi dan Nasrani telah selangkah lebih maju dari Syiah dalam hal etika. Ketika orang-orang Yahudi ditanya, “Siapa penganut terbaik agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Musa.” Orang-orang Nashrani pun ditanya dengan pertanyaan yang sama, jawaban mereka, “Para penolong ‘Isa.” Dan ketika orang-orang Syiah ditanya, “Siapa pengikut paling durhaka dari agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”
Label:
bahaya syi'ah
,
islampos.com
,
syiah
15.51
MUI Sambut Baik 'Polwan Berjilbab' Asalkan Sesuai Syariat
JAKARTA (voa-islam.com) Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Welya Safitri menyambut baik keputusan Korps Bhayangkara yang akhirnya membolehkan Polwan menggunakan jilbab mulai Rabu ini (20/11).
Contohnya saja, di Aceh sebagai contoh yang baik. Namun ia menambahkan, yang terpenting mengenakan jilbab harus memenuhi tiga syarat. Yakni sesuai syariat, menutup aurat dan tidak menampakkan lekuk tubuh. Welya juga mengimbau agar segera dibuat Peraturan Kapolri (Perkap) agar polwan yang berjilbab atau ingin mengenakan hijab tidak ragu-ragu untuk menutup auratnya.
Sedangkan sikap Kapolri Jenderal Sutarman memberikan jalan tengah kepada polisi wanita (Polwan) untuk berjilbab. Polwan tak perlu lagi menunggu Peraturan Kapolri (Perkap) darinya untuk legal berjilbab. Anggota boleh berjilbab saat dinas asal meniru model dan warna yang sama dengan polwan di Polda Aceh.
Hingga bulan Juni Lalu, Polri merestui polwan untuk menggunakan jilbab saat berdinas. Surat Keputusan Kapolri No Pol : Skep/702/IX/2005 hanya melegalkan polwan di Aceh untuk dapat berkerudung.
Adalah prakarsa Jenderal Timur Pradopo yang memastikan polwan boleh berjilbab namun hingga ia lengser pensiun belum juga terwujud. Hal ini diakibatkan kekhawatiran akan ada teguran dari atasa apabila mengenakan jilbab.
Jenderal Sutarman mengatakan, polwan tak perlu pusing memikirkan akan adanya teguran kepada mereka bila nekat berdinas menggunakan jilbab. Namun dia mengingatkan, bagi polwan yang hendak berjilbab dapat membeli dan memilih hijabnya sendiri untuk kemudian menggunakannya saat berdinas. Polwan jangan minta jilbab dari kepolisian.
Jilbab Sesuai Tuntutan Syariat Islam
1. Menutup Seluruh Badan Kecuali Yang Dikecualikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al Ahzab: 59).
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “pakaian” pada ayat di atas adalah “jilbab” dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibnu Mas’ud. (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al Baihaqi). Dapat pula diketahui di sini, bahwa pemakaian khimar yang dikenakan sebelum jilbab adalah menutupi dada.
2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan
Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 31,“…Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…”Ketika jilbab dan pakaian wanita dikenakan agar aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka tidak tepat ketika menjadikan pakaian atau jilbab itu sebagai perhiasan karena tujuan awal untuk menutupi perhiasan menjadi hilang.
3. Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang dua kelompok yang termasuk ahli neraka dan beliau belum pernah melihatnya,
“Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang), kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian.”(HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421)
4. Harus Longgar, Tidak Ketat
Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian tersebut haruslah longgar, tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits dari Usamah bin Zaid ketika ia diberikan baju Qubthiyah yang tebal oleh Rasulullah, ia memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika Rasulullah mengetahuinya, beliau bersabda,
5. Tidak Diberi Wewangian atau Parfum
Perhatikanlah salah satu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan tentang wanita-wanita yang memakai wewangian ketika keluar rumah, “Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.”(HR. Tirmidzi). Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat isya’.”(HR. Muslim).
Produk yang memang secara tidak langsung dan tidak bisa dihindari membuat pakaian menjadi wangi semisal deterjen yang digunakan ketika mencuci dibolehkan.
6. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,“Kesamaan dalam perkara lahir mengakibatkan kesamaan dan keserupaan dalam akhlak dan perbuatan.”Dengan menyerupai pakaian laki-laki, maka seorang wanita akan terpengaruh dengan perangai laki-laki dimana ia akan menampakkan badannya dan menghilangkan rasa malu yang disyari’atkan bagi wanita.
7. Tidak Menyerupai Pakaian Wanita-Wanita Kafir
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al Hadid [57]: 16)
8. Bukan Pakaian Untuk Mencari Popularitas
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api naar. ”Adapun libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas) adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudan dan dengan tujuan riya.
Nah Polwan sudah berjilbab, lalu kapan Ibu Presiden berjilbab? ^_^ Wallahu'alam [ahmad/voa-islam.com]
Label:
voa-islam.com