KHALID berangkat seorang diri dengan menunggang kuda dan menggunakan
baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian namun
wajahnya ditutupi topeng. Di tengah perjalanan, Khalid bertemu dengan
Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani.
Dengan diam-diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di
sampaikan oleh Bilal yang membacakan surat Al-Hujarat (Qs 49:13) yang
artinya, “Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku
supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang paling
bertaqwa karena sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha Mengenal.”
Khalid terperangah. Ia berpikir bagaimana mungkin Bilal yang
diketahui sebagai budak hitam dan buta huruf bisa berbicara seindah dan
sehebat itu? Tentu itu benar perkataan dan Firman Allah.
Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin Walid diketahui Ali bin Abi
Thalib. Dengan lantang Ali berkata, “Hai penunggang kuda, bukalah
topengmu agar aku bisa mengenalimu. Bila niatmu baik, aku akan layani
dengan baik pula, dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan
buruk.”
Setelah itu dibukalah topeng. Tampaklah wajah Khalid bin Walid,
seorang panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya di perang Uhud.
Dengan tatapan mata yang penuh karismatik, Khalid berkata, “Aku kemari
punya niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku masuk
Islam.”
Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri-seri, “Tunggulah
kau di sini, Khalid. Saya akan sampaikan berita gembira ini kepada
Rasulullah SAW,” kata Ali bi Abi thalib.
Bergegas Ali menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan maksud
kedatangan Khalid bin Walid, sang panglima perang. Mendengar berita yang
disampaikan Ali, wajah Rasulullah SAW berseri-seri lalu mengambil
sorban hijau miliknya, lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda
penghormatan kepada Khalid bin Walid yang akan datang menemuinya.
Lalu Rasulullah SAW menyuruh Ali menjemput Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang, Rasulullah langsung memeluknya.
”Ya Rasulullah, islam saya” kata Khalid bin Walid. Lalu Rasulullah
SAW mengajarkan kalimat syahadat kepada Khalid, maka Khalid bin Walid
telah memeluk agama Islam.
Begitu selesai membaca syahadat, Khalid bin Walid menanggalkan
mahkotanya, yang bertahtahkan intan diserahkan kepada Rasulullah, begitu
pula dengan bajunya yang berkancingkan emas diserahkan juga kepada
Rasulullah SAW.
Namun begitu, ketika Khalid bin Walid akan mencopot pedangnya dan
menyerahkannya kepada Rasulullah, Rasul melarangnya ”Jangan kaulepaskan
pedang itu, Khalid, karena dengan pedang itu nanti engkau akan berjuang
membela agama Allah bersamaku,” kata Rasul. Dan Nabi memberi gelar
pedang tersebut dengan nama “Syaifullah” yang artinya “pedang Allah yang
terhunus.”
Setelah bergabungnya Khalid bin Walid dalam Islam, bertambah kuatlah
pasukan Muslim hingga bisa menaklukan kota Mekkah dan pasukan Kafir
Quraiys secara drastis melemah bagaikan ayam kehilangan induknya.
[SUmber: sachrony]
HABIS.
sumber : http://www.islampos.com/memata-matai-rasulullah-khalid-bin-walid-masuk-islam-2-habis-103152/
Posting Komentar