Oleh:
Badrul Tamam
Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Menyebut
nama Allah adalah nikmat yang besar dan karunia yang agung. Berdzikir
kepada-Nya membuat hati tenang dan jiwa tentram. Ruh juga akan hidup dan sehat
dengannya. Sehingga, dalam kehidupannya yang diwarnai suka & duka, peluang
& tantangan, seorang hamba sangat butuh kepada dzikrullah.
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam permisalan antara hati orang yang berdzikir
dan tidak berdzikir, “Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang tidak
berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Al-Bukhari dalam
Shahihnya, dari hadits Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu 'Anhu)
Dzikir
mengundang cinta Allah dan keridhaan-Nya. Dzikir juga menjadi sarana penghapus
kesalahan dan dosa. Selain itu, dzikir bisa menjadi sebab berlipatnya pahala
dan memperberat timbangan kebaikan.
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
يَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا
ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ
ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
“Allah
Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya
dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di
kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
كَلِمَتَانِ
خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى
الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
"Dua
kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan dicintai oleh
Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim."
(HR. Muttafaq 'Alaih)
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
مَنْ
قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ
خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
"Siapa
yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi (Maha suci Allah dan segala
puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan segala kesalahan
(dosa)-Nya walaupun sebanyak buih dilaut." (Muttafaq 'alaih)
Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam menjelaskan
tentang fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih)
dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya
mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh
dosa dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan.
Hal ini adalah merupakan keutamaan yang mulia dan pemberian yang
melimpah."
Beliau
melanjutkan, "Para ulama menyempitkan makna dari dosa-dosa yang akan
diampuni dengan zikir ini, yaitu dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar,
tidak ada yang dapat menghapusnya kecuali taubat nasuha. Tetapi Imam al-Nawawi
berkata: apabila seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan
zikir tersebut dapat meringankan dosa-dosa besar yang telah ia lakukan."
.
. . Dzikir mengundang cinta Allah dan keridhaan-Nya. Dzikir juga menjadi sarana
penghapus kesalahan dan dosa. . .
Keutamaan
Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi
Di
antara kalimat dzikir yang disyariatkan memiliki keutamaan khusus, ditanamkan
satu pohon kurma di surga untuk pembacanya. Kalimat dzikir tersebut adalah:
Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi.
Dari
Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
beliau bersabda:
مَنْ
قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي
الْجَنَّةِ
"Siapa
yang membaca Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi, maka akan ditanamkan
untuknya satu pohon kurma di surga." (HR. Al-TirmiDzi; beliau berkata:
hadits hasan shahih gharib. Dishahihkan juga oleh Ibnu Hibban dena al-Hakim
dengan disepakati imam Al-Dzahabi)
Kalimat
pendek dan ringan diucapkan lisan. Namun bisa menghasilkan sesuatu yang sangat
istimewa di kehidupan akhirat kita. Dari satu kalimatnya ditanamkan satu pohon
kurma di surga. Bagi perindu surga tidak boleh meremehkannya. Setiap kebaikan
yang mampu dan berkesempatan mengamalkannya agar ia kerjakan, walaupun dalam
bentuk kebaikan yang sangat kecil dan ringan. Karena terkadang, seseorang
dirahmati dan dimasukkan surga karena sebab amal-amal ringannya. “Surga lebih
dekat kepada salah seorang kalian daripada tali sandalnya,” bunyi hadits
riwayat al-Bukhari. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/03/28/29676/keutamaan-dzikir-subhaanallaah-aladziimi-wabihamdihi/#sthash.pjvZTRHS.dpuf
sumber : http://www.voa-islam.com/read/doa/2014/03/28/29676/keutamaan-dzikir-subhaanallaah-aladziimi-wabihamdihi/#sthash.pjvZTRHS.dpbs
Posting Komentar