Home » , » Benarkah Islam Disebarkan Oleh Pedang? (2)

Benarkah Islam Disebarkan Oleh Pedang? (2)

Written By Unknown on Rabu, 30 Oktober 2013 | 22.29

PARA prajurit dan pemimpin pasukan yang menaklukan di Mesir, Suriah, Iraq, dan Persia merupakan generasi pertama umat Islam. Banyak dari mereka bahkan sahabat Nabi. Apa yang akan terjadi ketika ekspansi Muslim berlanjut, saat tentara Muslim melawan Bizantium lanjut Barat, di Afrika Utara dan kemudian, di Spanyol?
Mayoritas penduduk pantai Afrika Utara di tahun 600 SM adalah Barbar. Sementara Kekaisaran Bizantium menguasai sebagian besar pantai dari Mesir ke Aljazair, orang-orang dari daerah-daerah yang umumnya tidak setia kepada Bizantium yang mengalami kesulitan besar mencoba untuk menaklukkan wilayah tersebut. Pergolakan politik dan sosial di abad sebelum Islam menyebabkan wilayah ini terkena bencana.
Ketika Khalifah Umayyah, Muawiyah, menunjuk seorang jenderal, Uqba bin Nafi, untuk menaklukkan pantai Afrika Utara dari Bizantium pada tahun 660 SM tersebut, sekali lagi, tanpa menyebutkan rincian strategi dan pertempuran, dalam beberapa dekade, kontrol Muslim di Afrika Utara diperketat.
Pola yang sama kita lihat di Asia Barat Daya berlanjut di Afrika Utara. Orang di wilayah ini sama sekali tidak dipaksa untuk masuk Islam. Tidak ada satu pun sumber, baik oleh Islam maupun non-Muslim, menyebutkan bangsa Barbar masuk Islam dengan paksaan. Kenyataannya memang banyak bangsa Barbar yang masuk Islam cukup cepat dan langsung memperkuat barisan tentara Muslim.
Seandainya para Barbar ini dipaksa masuk Islam, tentu mereka pun tidak akan bersemangat dan antusias untuk bergabung dengan militer Islam.
Setelah penaklukan Afrika Utara, datang sebuah proposal yang mengubah sejarah dunia selamanya. Pada tahun 700-an awal, Semenanjung Iberia (sekarang Spanyol dan Portugal) berada di bawah kendali Raja Visigoth Roderic. Seorang bangsawan dari Iberia yang dikirim pada gubernur Muslim Afrika Utara. Ia mengeluh tentang aturan yang menindas dan tiranical dari Roderic. Sang bangsawan berjanji untuk mendukung invasi Muslim melawan Roderic dengan pasukannya sendiri jika mereka melakukan intervensi.
Setelah serangan permulaan untuk mengukur dukungan penduduk lokal terhadap intervensi itu, Tariq bin Ziyad membawa tentara dari Maroko ke Iberia di tahun 711. Dalam beberapa bulan saja, pasukan Tariq berhasil mengalahkan Raja Roderic. Dalam waktu 3 tahun, seluruh Semenanjung Iberia berada di bawah kendali Muslim. Banyak kota yang kemudian menyuarakan tentang keadilan kekuasaan Islam, dan secara sukarela membuka pintu dan menyambut tentara Muslim, yang mengakhiri penindasan Visigoth.
Lebih banyak bukti dokumenter dari penaklukan ini yang membuktikan bahwa penaklukan Islam tidak berarti pemaksaan. Pada bulan April 713, seorang gubernur muslim di wilayah tersebut melakukan perjanjian dengan Visigoth, termasuk ketentuan bahwa masyarakat “tidak akan dibunuh atau ditawan. Tidak pula mereka dipisahkan dari perempuan dan anak-anak mereka. Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja-gereja mereka tidak akan dibakar.” (Kennedy, H. (2007). The Great Arab Conquests: How the Spread of Islam Changed the World We Live In.  Philadelphia: Da Capo Press. pg.315).
Kita lihat satu lagi contohnya pada Muslim Spanyol (yang kemudian akan disebut sebagai al-Andalus) bahwa penduduk setempat (kebanyakan Kristen, meskipun populasi Yahudi yang cukup besar juga ada) tidak dipaksa untuk masuk Islam. Bahkan, dalam beberapa abad kemudian, masyarakat bertoleransi terhadap semua agama yang ada di al-Andalus, di mana Muslim, Yahudi, dan Kristen mengalami zaman keemasan pengetahuan, budaya, dan filsafat.
Berbeda misalnya dengan masa Reconquista Kristen yang secara efektif, etnis Muslim dan Yahudi dibersihkan dari seluruh semenanjung itu. [sa/islampos/lost Islamic history]
BERSAMBUNG

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. infokuislam - Muhammad Fakhrial
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger